Asal usul Cabe Peter dan cara budidayanya

Cabe Peter

Pernahkah Anda mendengar di negeri ini bahwa ada biji cabe yang harganya Rp6.000/butir? Padahal, kebanyakan benih cabe di negeri ini, harganya cuma kisaran Rp15.000/bungkus dengan isi ratusan butir. Di keluarga tanaman cabe (Capsicum annum), benih yang tergolong mahal tadi adalah benih Cabe Peter.

Cabe Peter memiliki nama latin Capsicum annuum var annuum. Tapi, harga di atas itu adalah harga beberapa tahun yang lalu. Saat ini, harganya sudah lebih murah karena semakin mudah untuk mendapatkannya, misalnya lewat belanja online.

Cabe Peter di Indonesia

Dari pantauan di media online, sedikitnya ada beberapa pembudidaya yang mempelopori Cabe Peter di tanah air. Dua di antaranya ada di Yogyakarta dan Surabaya. Mereka mendapatkan benih cabe tersebut dari Amerika.

Berkat ketekunan dan ketelatenannya, keduanya berhasil memproduksi benih, yang kini banyak diburu oleh para penggemar cabe impor ini.

Di awal-awal usahanya, rata-rata mereka bisa meraih omzet jutaan per bulan. Sebut saja Anank di Yogyakarta, bisa mencapai omzet hingga 10 juta rupiah per bulan. Sementara, Louise di Surabaya, sebulan bisa menjual 100 paket dengan harga Rp30.000/paket. Satu paket berisi 5 butir biji cabe peter.

Para pembelinya adalah para pecinta tanaman hias langka dan unik. Mereka sudah membudidayakan tanaman impor tersebut sejak 5 – 9 tahun terakhir.

Ya, Cabe Peter kian populer di negeri ini, terutama karena bentuknya yang menyerupai alat kelamin laki-laki. Itu makanya cabe ini dijuluki sebagai “The Most Pornographic Pepper” oleh sebuah majalah perkebunan Organic Gardening Magazine.

Bentuknya yang unik dan langka menjadi daya tarik yang besar bagi para pecinta tanaman hias. Sebagian dari mereka menjadikan “Peter Pepper” sebagai koleksi kebanggaannya.

Varian Cabe Peter

Ada 3 varian Peter Pepper yang beredar di Indonesia, yaitu merah, oranye, dan kuning. Di beberapa tempat lainnya, ada yang hijau.

Grow Vegetables At Home melaporkan cabe yang banyak dijumpai di Texas ini bisa tumbuh hingga ketinggian mencapai 1,5 meter dengan batang dan daun berwarna hijau. Jika tanaman mendapat sinar matahari dan nutrisi yang cukup, sebatang pohon Peter Pepper menghasilkan hingga 100 cabe dengan ukuran panjang hingga 4 inci setiap cabenya.

Asal-Usul Si Peter Pepper

Cabe Peter

Di kalangan para ahli, “The Chili Willy Peppers” , sebutan lain dari Cabe Peter ini, masih terus ditelusuri kepastian asal-usulnya. Namun, mereka sepakat jika tanaman yang pertama kali dipopulerkan oleh seorang jurnalis Texas bernama Frank X. Tolbert, merupakan jenis cabe yang mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.

Tidak mengherankan jika tanaman ini kemudian banyak ditemukan di beberapa negara bagian Amerika Serikat seperti Lousiana, Mexico, dan Texas Timur. Kini, bisa juga ditemukan di Indonesia.

Menurut para ahli dari universitas di Texas dan Lousiana, Cabe Peter ini seperti kebanyakan cabe lainnya, yakni bisa dikonsumsi karena tidak beracun. Namun, karena tingkat kepedasan yang mencapai 3 – 6 kali lipat dari cabe kebanyakan, para ahli menyarankan untuk menjadikannya sebagai tanaman hias saja.

Jika tingkat kepedasan cabe biasa sekitar 7.000 skala scoville, maka si “Peter Peppers” ini mencapai 10.000 – 23.000 skala scoville.

Bahkan menurut media chilipeppermadness.com, tingkat kepedasannya mencapai 30.000 skala scoville. Itu artinya, Peter Pepper ini 6 kali lebih pedas ketimbang cabe Jalapeno dan Serano. Kedua cabe ini punya tingkat kepedasan yang cocok untuk bumbu masakan dan saus.

Cara Budidaya Cabe Peter

Secara umum, cara budidaya Cabe Peter sama dengan cabe-cabe lainnya. Kesamaan itu mulai dari penyiapan benih, penyemaian, pemeliharaan, hingga penyiapan media tanaman dan pemeliharaan.

Pakar tanaman Alice Brantley di majalah Backwoods Home berpendapat bahwa The Chili Willy Peppers akan tumbuh baik di lahan terbuka dengan sinar matahari yang cukup, tanah yang subur, dan air yang cukup seperti tanaman cabe lainnya.

Untuk hasil terbaik, ia menyarankan menggunakan starter benih, namun jika tidak ada, benih cukup disemai di dalam pot dengan cahaya yang cukup.

Seperti para ahli dari universitas di Texas dan Lousiana, tanaman hias yang berbuah sangat pedas ini mudah beradaptasi di lingkungan baru. Jadi, tidak mengherankan jika di Indonesia pun bisa berkembang, seperti yang dilakukan oleh pembudidaya di Yogyakarta dan Surabaya tadi.

Dengan nilai ekonomi yang terbilang tinggi, Cabe Peter menawarkan peluang ekonomi tinggi bagi Anda yang ingin membudidayakannya, meskipun sebagai tanaman hias saja.