Budidaya Caisim di Pekarangan Rumah

Caisim

Caisim merupakan salah satu jenis sayuran yang sangat populer di Indonesia. Minat pasar terhadap sayuran ini tergolong sangat tinggi.

Namun, Data Statistik Produksi Hortikultura 2014 dari Dinas Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa produksi caisim di Indonesia mengalami penurunan dari yang semula 151.288 ton pada tahun 2013 menjadi 136.508 pada tahun 2014.

Tahukah Anda jika budidaya caisim tidak harus dilakukan oleh petani profesional? Jika ada lahan kosong di pekarangan rumah, Anda juga bisa mencoba bercocok tanam caisim.

Jika hasilnya bagus, Anda tidak hanya bisa mendapatkan pasokan sayuran untuk dikonsumsi sendiri, namun juga bisa dijual ke tetangga ataupun dikirim ke pemasok. Sangat menguntungkan bukan?

Lalu, bagaimana cara membudidayakan caisim di pekarangan rumah agar hasilnya bagus dan produksinya melimpah? Untuk mengobati rasa penasaran Anda, ini dia panduan lengkap budidaya caisim yang bisa dipraktekkan di rumah.

Penyimpanan Benih casim

Sebelum menanam caisim, hal pertama yang harus dilakukan yaitu memastikan kualitas benih caisim yang akan ditanam. Agar benih tidak rusak, maka teknik penyimpanan benih yang dilakukan harus benar-benar sesuai.

Anda bisa menyimpan benih caisim di dalam botol kaca. Namun, untuk mencegah serangan jamur dan bakteri, rebus botol kaca terlebih dahulu lalu diamkan di ruangan yang bersih hingga benar-benar kering.

biji Caisim

Agar kelembabannya tetap rendah, Anda bisa menggunakan abu halus untuk menutup botolnya.

Persiapan Lahan Budidaya Casim

Agar lahan siap ditanami caisim, maka proses pengolahannya harus dilakukan 3 hingga 4 minggu sebelum penanaman. Tahap-tahap yang harus dilakukan antara lain:

Penyemaian Benih

Ketika sudah memasuki tahap penyemaian di lahan, Anda bisa mencampurkan tanah bedengan dengan pupuk organik seperti pupuk kotoran ayam. Biarkan selama 2-3 hari hingga tanah beserta pupuk tercampur rata.

Setelah itu, tanam benih caisim yang sudah disemai sebelumnya dan sudah memiliki 3-4 helai daun. Buat jarak pada masing-masing benih kurang lebih 10 x 15 cm.

Untuk menyemai benih sebelum ditanam di lahan, Anda bisa menggunakan media semai berupa kompos halus yang dicampur dengan tanah. Setelah itu, masukkan benih yang sudah direndam dengan larutan hangat Previcur N sebelumnya.

Penjarangan Tanaman

Jika caisim sudah memasuki usia 2 minggu, maka Anda bisa mulai melakukan penjarangan. Penjarangan dilakukan jika tanaman caisim tumbuh terlalu rapat. Tanaman yang tumbuh terlalu rapat tentu akan berebut unsur hara sehingga pertumbuhannya menjadi kurang maksimal.

Selain dilakukan ketika pertumbuhan terlalu rapat, penjarangan juga bisa dilakukan ketika ada tumbuhan yang mati dan layu baik akibat serangan hama maupun karena kekurangan nutrisi.

Pengairan Tanaman

Pengairan tanaman caisim dilakukan sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pagi saat matahari belum terlalu terik dan sore hari. Namun, hal ini juga bisa disesuaikan dengan kondisi cuaca.

Caisim

Jika matahari tidak terlalu terik, maka proses pengairan bisa dilakukan sekali saja saat pagi atau sore hari. Proses penyiraman dilakukan hingga tanaman berusia dewasa agar kebutuhan air tetap terpenuhi.

Pengendalian Hama & Penyakit

Proses budidaya caisim juga tidak terlepas dari adanya serangan hama dan penyakit. Untuk mencegah adanya serangan, maka Anda perlu melakukan sanitasi lahan serta penyemprotan pestisida baik dengan pestisida organik maupun non organik.

Hama yang paling banyak menyerang tanaman caisim sendiri adalah Plutella xylostella yang disebut juga dengan ulat kubis. Untuk membasminya, Anda bisa menggunakan Diadegma semicalusum. Namun, Anda tetap harus memperhatikan dosis, volume, cara pengaplikasian, serta jarak waktu yang dianjurkan.

Proses Pemanenan

Caisim sudah dapat dipanen ketika memasuki usia 20 hari semenjak bibit semai dipindahkan ke lahan.

Pada 1 hektar lahan, jumlah caisim yang dapat dipanen mencapai 20 ton. Proses pemanenan juga harus diperhatikan benar-benar agar kualitasnya tetap terjaga.

Ketika dipanen, caisim harus dicabut hingga ke bagian akarnya. Setelah itu, cuci bagian akarnya dari tanah ataupun lumpur yang masih melekat. Lalu, ikat caisim menggunakan tali bambu menjadi beberapa bagian.